Sapi menjadi salah satu komoditas istimewa yang ada di Indonesia. Kebutuhan masyarakat akan hasil produksi sapi terbilang cukup tinggi, sementara proses bisnis yang tidak mudah serta perawatan yang sulit membuat harga sapi terbilang cukup mahal. Demikian ini menjadikannya ladang bisnis yang menjanjikan keuntungan. Meski dalam pemeliharaannya peternak dituntut memiliki pengetahuan yang mumpuni mengenai sapi, namun jangan sampai ini membuat Anda mengurungkan niat untuk memulai usaha ternak sapi. Berikut ini kami sajikan pembahasan mengenai peluang usaha penggemukan sapi potong beserta kunci sukses mencapai bobot maksimal.
Sekilas tentang sapi potong/ sapi pedaging
Secara garis besar, hewan ternak sapi bisa dikelompokkan berdasarkan fungsinya yaitu sapi pedaging, sapi perah hingga sapi pekerja. Sapi pedaging atau biasa disebut dengan sapi potong adalah jenis sapi yang diternakkan untuk dimanfaatkan dagingnya. Yang mana daging ini digunakan untuk pemenuhan kebutuhan pangan khususnya protein hewani.
Mengenal penggemukan sapi (fattening) metode feedlot
Penggemukan (fattening) sapi merupakan salah satu program ternak untuk mempercepat dan meningkatkan produksi daging sapi sehingga mendapatkan kualitas dan kuantitas daging yang semaksimal mungkin. Usaha ini mendayagunakan potensi genetik ternak untuk memperoleh pertumbuhan bobot badan yang efisien dengan memanfaatkan input pakan serta sarana produksi lainnya. Singkatnya pemeliharaan sapi potong penggemukan ini dilakukan dengan memasok kebutuhan sapi dengan memberi pakan berkualitas yang biasanya disertai konsentrat dalam jumlah yang besar dan berkadar protein tinggi secara intensif selama periode tertentu. Biasanya berlangsung sekitar 30-90 hari.
Sementara itu dalam manajemen penggemukan terdapat metode yang biasa disebut dengan feedlot. Feedlot ini adalah metode penggemukan yang dilakukan dengan cara memberikan pakan pada sapi di dalam tempat yang terbatas yaitu pada sebuah kandang. Dengan membatasi ruang gerak sapi pada kandang ini, maka dapat memacu pertumbuhan sapi. Pasalnya sapi tidak akan banyak bergerak sehingga energi dari makanan hanya digunakan untuk hidup pokok dan proses produksi daging.
Peluang usaha penggemukan sapi potong di Indonesia masih terbuka lebar
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk yang diikuti dengan kenaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia, maka kebutuhan konsumsi protein hewani khususnya yang bersumber dari daging sapi pun juga akan meningkat. Namun, produksi daging sapi oleh peternak Indonesia masih belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sehingga dalam mencukupi kebutuhan tersebut pemerintah melakukan impor baik berupa daging beku maupun sapi bakalan.
Hal ini tentu akan memperluas prospek bisnis peternakan sapi dalam bidang penggemukan sapi potong feedlot. Mengingat pangsa pasar daging sapi di Indonesia sangat luas. Dan setidaknya ada momen-momen ketika permintaan daging sapi melambung tinggi, yaitu pada hari raya idul Adha.
Baca selengkapnya: Mengapa ternak sapi potong adalah usaha yang menguntungkan
Kunci sukses penggemukan sapi
Untuk dapat mengelola dan mencapai kesuksesan usaha peternakan sapi potong ada banyak hal yang perlu Anda lakukan, salah satunya yaitu menguasai dasar-dasar pembudidayaan. Mencakup pengetahuan tentang persiapan sarana prasarana, identitas ternak sapi itu sendiri, pemberian pakan, pencegahan dan penanggulangan penyakit.
A. Perkandangan
Layaknya rumah bagi manusia, kandang berfungsi sebagai tempat tinggal ternak untuk berlindung dari pengaruh buruk iklim (hujan, panas, angin, temperatur) dan gangguan lain seperti dari hewan liar dan pencurian ternak. Agar ternak dapat berproduksi secara optimal, maka kandang harus mampu menjadi tempat yang nyaman bagi ternak.
Membuat kandang individu daripada kandang kelompok
Kandang sapi ini terbagi menjadi 2 tipe, yaitu tipe individu dan kelompok. Pada penggemukan sapi modern nan intensif biasanya lebih menggunakan kandang individu karena dapat memacu pertumbuhan sapi dengan sangat pesat. Hal ini karena tidak adanya persaingan dalam memperebutkan bahan pakan yang dapat terjadi di dalam kandang kelompok. Selain itu, sapi memiliki ruang gerak yang terbatas sehingga sapi tidak akan banyak bergerak dan energi dari makanan hanya untuk hidup pokok dan proses produksi daging saja. Peternak harus memenuhi kebutuhan kandang individu per ekor dengan ukuran ideal kurang lebih sekitar 1,5 x 2,5 m atau sesuai dengan perkiraan ukuran tubuh masing-masing jenis sapi.
Membuat kandang berorientasi pada kemudahan sanitasi & pembersihan kandang
Keuntungan maksimum hanya dapat tercapai apabila kondisi ternak dalam keadaan sehat. Sapi yang sehat berarti terbebas dari segala jenis penyakit, dan untuk menjaga sapi agar tetap sehat salah satu upaya yang paling penting adalah menjaga kebersihan kandang itu sendiri. Nah, agar kedepannya proses pembersihan kandang dan pemeliharaan lebih mudah serta sebaiknya membuat kandang dengan mengikuti beberapa ketentuan berikut:
- Membuat selokan sedalam 10 hingga 20 cm dengan lebar 20 sampai 30 cm di dalam kandang pada bagian belakang/ ekor sapi. Ini menjadi tempat sementara penampungan kotoran sapi.
- Lantai kandang harus tidak terbuat dari material yang licin. Biasanya menggunakan lantai semen dengan corak bergaris. Selain itu lantai juga memiliki kemiringan 5-10° mengarah ke selokan sehingga ketika membersihkan kandang menggunakan penyemprotan air maka kotoran dan air bisa mengalir ke selokan.
- Kandang dibangun menghadap ke timur sehingga sinar matahari dapat memasuki area kandang pada pagi dan sore hari.
- Selain itu pastikan juga sirkulasi udara dalam kandang lancar dengan membuat ventilasi yang mencukupi. Pengaturan ventilasi yang tidak sempurna dapat menyebabkan suhu udara menjadi panas serta tingkat kelembapan di dalam kandang menjadi tinggi. Hal ini tentu dapat menjadi pemicu sapi mengalami stress.
- Bak pakan dan bak minum dibuat selebar tempat sapi dengan perbandingan 2:1. Masing-masing memiliki kedalaman kurang lebih 40 cm. Khusus bak minum, sebaiknya memiliki saluran yang memungkinkan agar air selalu tersedia setiap saat (ad libitum).
B. Pemilihan jenis sapi potong
Cukup banyak jenis sapi potong yang bisa diternakkan di Indonesia baik itu dari bangsa sapi lokal maupun impor. Jadi, untuk memulai bisnis ternak sapi potong tentu Anda harus membuat rencana mengenai jenis sapi yang ingin Anda ternakkan. Apakah sapi PO, sapi simental, sapi limosin, sapi brahman cross, atau sapi madura? Untuk memudahkan dalam pemilihan jenis sapi potong yang tepat, ada beberapa hal yang harus Anda pertimbangkan, antara lain ketahui terlebih dahulu target produksi Anda, ADG (Average Daily Gain) masing-masing jenis sapi, dan kemudahan mendapatkannya.
Anda bisa membaca selengkapnya tentang hal ini pada artikel: Cara memilih bangsa sapi potong untuk memulai usaha peternakan.
C. Pemilihan bakalan
Dilansir dari Keputusan Menteri Pertanian, bakalan merupakan sapi berumur 1-2 bulan yang memenuhi persyaratan tertentu baik jantan maupun betina untuk tujuan produksi. Bakalan ini cukup menentukan keuntungan usaha penggemukan sapi potong sehingga pemilihannya perlu banyak pertimbangan secara matang dan cermat. Apabila bakalan sapi yang dari awal kualitasnya tidak bagus maka nantinya akan menghasilkan sapi potong dengan produksi yang tidak bagus pula walaupun dalam pemeliharaan dan manajemen pakannya sudah baik dan tepat. Adapun ciri-ciri bakalan sapi potong yang baik adalah:
- Perbandingan tinggi sapi lebih kecil daripada panjangnya.
- Tinggi tubuh bagian depan dan belakang sama.
- Mempunyai rangka tubuh yang kokoh serta lebar.
- Memiliki pantat yang lebar serta perut kecil/ lurus. Bakalan yang mempunyai perut besar justru menandakan bahwa bakalan tersebut terkena penyakit cacingan.
- Bermata binar.
- Berbulu pendek, halus dan tidak kusam.
- Responsif terhadap lingkungan sekitar.
D. Pemberian pakan
Pakan merupakan kebutuhan pokok hidup, pertumbuhan dan produksi sapi. Kebutuhan pokok hidup meliputi untuk aktivitas, menjaga temperatur tubuh, fungsi metabolisme tubuh dan lain sebagainya. Berikut hal-hal yang perlu Anda perhatikan yang berkaitan dengan manajemen pemberian pakan yaitu:
- Jenis pakan. Untuk memenuhi kebutuhan sapi, dapat dengan memberikan 2 jenis pakan yaitu berupa hijauan dan konsentrat. Pakan hijauan terdiri dari rumput dan leguminosa, sementara konsentrat pakan ternak tersusun dari beberapa bahan pakan mencakup bungkil kopra, bungkil sawit, coklat, kulit kopi, tetes, bekatul, polar, dll.
- Kebutuhan pakan. Kebutuhan pakan ternak sapi bervariasi tergantung dari banyak hal. Antara lain umur, jenis kelamin, bobot ternak, kecernaan pakan, tipe bangsa ternak, dan lingkungan. Adapun untuk pemberian pakan konsentrat sebesar 2% dari berat total ternak/ ekor/ hari dan kebutuhan hijauan dapat dihitung berdasar kebutuhan bahan kering sapi yang berkisar 10% dari bobot badan.
- Jadwal pemberian pakan. Waktu pemberian pakan harus dijadwal secara tetap pada jam-jam tertentu dan tidak diubah-ubah. Umumnya 2 kali sehari yaitu pagi pada pukul 7 dan sore hari pukul 4. Sebaiknya berikan dahulu konsentrat, baru 2-3 jam kemudian diberi pakan hijauan. Pemberian jeda waktu seperti ini akan membantu konsumsi dan kecernaan pakan serta nutrisi menjadi lebih maksimal.
E. Pencegahan dan penanggulangan penyakit
Menjaga kesehatan ternak sapi merupakan hal penting agar ternak tetap dan semakin dapat berproduksi dengan baik. Dan perlu Anda ingat bahwa prinsip mencegah penyakit lebih baik daripada mengobati ternak sapi. Untuk itu setidaknya ada 3 jenis program pencegahan dan pemberantasan penyakit yang perlu Anda perhatikan, yaitu pencegahan melalui bibit, melalui pakan, dan pencegahan melalui manajemen pengelolaan yang baik.
Penjelasan mengenai ketiga poin di atas telah kami bahas secara lengkap di artikel blog: Langkah dasar pencegahan & pemberantasan penyakit pada ternak sapi.
Demikian artikel pembahasan mengenai peluang usaha penggemukan sapi potong serta kunci sukses mencapai penggemukan bobot maksimal. Semoga dapat memberikan gambaran dan menambah khasanah pengetahuan tentang peternakan sapi potong bagi Anda yang ingin memulai atau sedang berbisnis ternak sapi. Selamat membaca dan salam sukses!