Dalam usaha peternakan sapi potong, terdapat 2 jenis alternatif lini usaha apabila dilihat dari segi pemeliharaannya, yaitu fattening dan breeding. Fattening (penggemukan) adalah usaha yang bertujuan memelihara sapi potong dewasa untuk selanjutnya digemukkan. Sedangkan breeding (pembibitan) merupakan usaha pemeliharaan sapi potong yang bertujuan mendapatkan keuntungan dari adanya hasil keturunan pengembangbiakan sapi potong. Khusus praktek usaha breeding sendiri, peternak harus memiliki kemampuan deteksi estrus atau birahi pada sapi secara akurat. Apa itu estrus atau birahi itu?
Mengenal pengertian estrus/ siklus birahi sapi
Estrus atau birahi adalah perubahan fisiologis yang terjadi secara berkala hingga menjadi sebuah siklus pada kebanyakan mamalia betina termasuk sapi akibat hormon-hormon reproduksi. Siklus birahi ini dimulai setelah betina memasuki usia dewasa dan matang secara seksual. Biasanya seekor sapi akan mengalami estrus pertama kali pada rentang usia 13 hingga 24 tahun. Sapi betina yang memasuki masa birahi berarti ia akan siap kawin dengan sapi jantan.
Mengapa peternak harus bisa mendeteksi estrus?
Dengan mengetahui estrus/ masa birahi ternaknya maka peternak sapi terutama para breeder dapat langsung mengambil tindakan untuk mengawinkan ternaknya. Baik perkawinan secara alami dengan mendatangkan pejantan maupun secara buatan dengan cara kawin suntik/ inseminasi buatan (IB). Pasalnya, perkawinan sapi pada waktu birahi yang tepat memiliki tingkat keberhasilan kebuntingan yang tinggi Sebaliknya, perkawinan yang dilakukan diluar siklus birahi tidak akan menghasilkan kebuntingan.
Lalu, bagaimana cara mendeteksinya?
Seekor sapi betina terus mengalami siklus birahi yang teratur setiap 21 hari atau dalam kisaran normal setiap 18 hingga 24 hari. Bagi peternak yang sudah lama dan berpengalaman pasti sudah hafal dengan tanda-tanda sapi yang sedang birahi. Namun bagaimana dengan peternak pemula? Tidak perlu khawatir, berikut kami coba sajikan fase-fase siklus birahi pada sapi beserta tanda-tandanya yang dilansir dari beberapa sumber:
-
Fase Proestrus
Proestrus berlangsung 1-3 hari menjelang ovulasi berlangsung. Pada fase ini terjadi peningkatan suplai darah dan akumulasi cairan mukus dalam lumen uterus, serviks mengalami relaksasi. Selain terjadi perubahaan pada organ reproduksi, sapi betina juga akan menunjukkan perubahan tingkah laku seperti menjadi gelisah dan lebih agresif, nafsu makan berkurang, dan sering mengeluarkan suara.
-
Fase Estrus
Ini merupakan masa puncak keinginan betina untuk kawin yang ditandai dengan manifestasi birahi secara fisik. Pada fase ini betina akan mulai sering mencoba untuk menaiki sapi lain dan dinaiki oleh sapi jantan. Jumlah lendir dalam serviks bertambah. Lendir yang bersifat transparan ini dapat mengalir ke vagina serta vulva hingga secara nyata dapat terlihat menggantung di ujung vulva. Keluarnya lendir sampai ke vulva serta membengkak dan memerahnya vulva yang terlihat jelas tersebut dapat menjadi acuan dasar peternak untuk mengetahui puncak birahi.
-
Fase Metestrus
Terjadi setelah fase estrus, metestrus merupakan fase ketika betina akan kembali menolak untuk kopulasi. Serviks sudah menutup, aliran lendir berhenti, bisa berakhir dengan keluarnya darah dari vulva.
-
Fase Diestrus
Fase diestrus merupakan tahap berakhirnya satu siklus birahi pada saluran reproduksi sapi betina. Selama masa diestrus, cairan dalam uterus menjadi sedikit bahkan tidak ada, dan serviks menutup rapat.
Itulah 4 fase estrus atau siklus birahi pada sapi yang perlu Anda ketahui. Pakan merupakan faktor yang bisa mempengaruhi optimalisasi birahi dan reproduksi ternak. Kekurangan protein menyebabkan timbulnya birahi yang lemah (Prihatno et al., 2013). Oleh karena itu, usahakan selalu konsisten dalam memberikan pakan sapi berkualitas yang mengandung nutrisi lengkap untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan, produksi, dan reproduksi ternak Anda. Sekian, semoga bermanfaat!