Bagi yang ingin memulai beternak domba, mencari informasi mengenai jenis domba potong/ pedaging terbaik merupakan hal yang penting. Karena jenis domba yang dipilih akan berpengaruh langsung pada keuntungan yang akan diperoleh nantinya. Seperti yang telah kita ketahui, domba merupakan salah satu hewan ternak penghasil daging yang memiliki prospek yang cukup besar. Meski tingkat konsumsi daging domba kalah tinggi daripada daging sapi dan kambing, akan tetapi dari tahun ke tahun produksi daging domba menunjukkan peningkatan.
Dilansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi daging domba pada tahun 2019 sendiri sebesar 91.039,37 ton. Angka ini lebih banyak daripada tahun sebelumnya yang hanya sebesar 82.274,38 ton. Melihat fakta ini, tentu beternak domba potong masih menjadi peluang usaha yang cukup menjanjikan keuntungan.
Mengapa harus beternak domba?
Dari segi pemeliharaan, ternak domba memiliki kelebihan dan keuntungan yang bisa Anda manfaatkan, antara lain yaitu:
- Domba cepat berkembang biak. Memiliki sifat prolifik atau dapat beranak lebih dari satu ekor dan juga dapat beranak dua kali dalam setahun sehingga produktivitas lebih cepat dan tinggi.
- Memiliki bentuk yang relatif kecil, sehingga tidak memerlukan lahan kandang yang luas dan jumlah pakan yang besar.
- Mudah dalam manajemen pakan, karena domba tidak terlalu pilih-pilih terhadap jenis pakan ternak yang diberikan.
- Menghasilkan hasil produksi sampingan. Sama seperti ternak ruminansia sapi dan kambing, kotoran domba juga dapat diolah menjadi pupuk kandang yang bernilai ekonomis. Selain itu, pada jenis domba tertentu juga bisa dimanfaatkan susu dan bulunya sekaligus.
Lalu, apa jenis domba potong terbaik untuk diternakkan?
Domba garut
Jenis domba potong/ pedaging unggulan pertama yaitu domba garut. Berbagai sumber menyatakan bahwa domba garut ini merupakan domba hasil persilangan segitiga antara domba lokal asli Indonesia, dengan domba merino, dan domba ekor gemuk dari Afrika Selatan. Adipati Limbangan Garut merintis persilangan ini sekitar pertengahan abad ke 19. Domba garut telah secara turun temurun berkembang di Indonesia khususnya di daerah Garut, Jawa Barat.
Di daerah asalnya, domba ini banyak dimanfaatkan untuk diadukan sebagai acara kebudayaan karena memang memiliki tubuh besar, leher kuat, tanduk si pejantan yang besar dan melingkar spiral tetapi tidak menutup kemungkinan dapat dimanfaatkan dagingnya juga. Ya, baik domba garut jantan maupun betina merupakan tipe penghasil daging yang berkualitas. Ia mempunyai bobot diatas rata-rata jenis domba lokal lain di Indonesia. Yakni bisa mencapai sekitar 60-80 kg lebih untuk pejantannya. Sementara domba garut betina memiliki bobot 30-50 kg.
Keunggulan lainnya angka produktivitasnya tinggi dan mampu beranak sepanjang tahun dan terbilang cukup adaptif dengan lingkungan. Dengan berbagai keunggulan tersebut, membuat skala budidaya domba garut kini tidak hanya di Jawa Barat saja tetapi meluas hingga di seluruh wilayah Indonesia.
Domba texel wonosobo/ domba dombos
Selanjutnya ada domba texel wonosobo. Domba ini merupakan domba texel asal Belanda yang berhasil beradaptasi dan berkembang biak dengan baik di daerah Wonosobo, Jawa Tengah. Dombos ini memiliki ciri khas yang menonjol yang berbeda dari jenis domba lain. Yaitu mempunyai bulu wol yang keriting bertekstur halus dan berbentuk spiral berwarna putih yang menyelimuti bagian tubuhnya, kecuali perut bagian bawah, kaki dan kepala.
Selain itu postur tubuhnya juga tampak tinggi besar dan memanjang dengan leher yang panjang dan ekor kecil. Ia tergolong ternak unggulan yang berpotensi sebagai penghasil daging terbaik. Bobot dombos jantan mencapai 100 kg dan 80 kg untuk betina dengan karkas sekitar 55%. Di samping itu, juga dapat menghasilkan bulu wol berkualitas yang menjadi komoditas bernilai tambah.
Domba ekor tipis (domba gembel)
Domba ekor tipis atau domba gembel terkenal sebagai domba asli Indonesia. Penyebarannya merata hampir di seluruh wilayah Indonesia dan terkonsentrasi di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Domba ini termasuk golongan domba berperawakan kecil dengan bobot jantan 30-40 kg dan betina 15-20 kg.
Meski begitu domba ini masih menjadi domba potong favorit peternak karena mudah berkembangbiak dan dapat melahirkan anak kembar 2-5 ekor setiap kelahiran. Selain itu harga domba ekor tipis ini juga relatif lebih murah daripada jenis domba lainnya. Sehingga masih sering menjadi pilihan alternatif daging domba yang lebih ekonomis untuk acara tertentu.
Domba ekor gemuk
Domba ini berasal dari Indonesia bagian Timur seperti Madura, Sulawesi, dan Lombok yang kini sudah berkembang di seluruh Indonesia. Di daerah asalnya domba ini memiliki sebutan domba Donggala sementara di Jawa disebut dengan domba kibas. Sesuai penamaanya, domba ekor gemuk memiliki ciri khas yaitu bagian ekornya yang menggemuk, memiliki deposit lemak yang tebal, bentuk tubuh yang lebih besar dari domba ekor tipis. Domba ekor gemuk ini menjadi domba penghasil daging yang mana dengan pemeliharaan intensif dapat mencapai bobot 60 kg untuk jantan dan 50 kg untuk domba betina.
Domba batur banjarnegara (domas)
Jika Wonosobo punya dombos, maka Batur Banjarnegara punya domas. Sebagaimana namanya, domba Batur berasal dari Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah. Domba ini merupakan domba hasil persilangan dari domba lokal yaitu domba ekor tipis dengan domba suffolk, dan domba texel. Pada tahun 1984, kelompok tani ternak Batur berusaha menyilangkan domba bantuan presiden dengan domba lokal. Persilangan domba tersebut menghasilkan keturunan domba bernama domba Batur atau Domas. Dan terus berkembang dan menjadi menjadi ikon Banjarnegara. Namun sejak tahun 2009, domas mulai berkembang di beberapa daerah Jawa dan Sumatera hingga kini di seluruh Indonesia. Keunggulan jelas terlihat dari domba ini, postur tubuhnya terlihat istinewa karena montok/ gemuk. Bobot untuk yang domba jantan berkisar antara 90 sampai 140 kg sedangkan yang betina antara 60 sampai 80 kg. Proporsi dagingnya juga tinggi dengan tekstur daging yang empuk.
Demikian beberapa jenis domba potong/ penghasil daging yang banyak diternakkan di Indonesia. Semoga dapat menambah referensi dan bermanfaat dalam membantu memilih domba mana yang tepat untuk memulai usaha peternakan domba.