Inilah Pantangan dalam Beternak Ruminansia Beserta Tipsnya

Pantangan dalam Beternak Ruminansia Beserta Tipsnya

Dalam usaha ternak ruminansia sapi, kambing, dan domba tidak sedikit peternak yang gulung tikar dan gagal karena ketidaktahuan para peternak terhadap manajemen pemeliharaan yang tepat. Dalam kesempatan kali ini, kami ingin membagikan beberapa pantangan dalam beternak ternak ruminansia beserta tipsnya khususnya pada manajemen pakannya. Bagi yang belum tahu, semoga dapat membantu Anda menjalankan usaha ternak Anda menjadi lebih lancar dan lebih baik lagi. 

Jangan merubah ransum pakan secara mendadak 

Pantangan dalam beternak ruminansia pertama yang perlu Anda ingat yaitu, jangan merubah pakan secara mendadak karena hal ini memiliki beberapa resiko. Termasuk berisiko pakan tidak dimakan oleh ternak sehingga terbuang sia-sia. Selain itu, karena perubahan pakan yang mendadak berarti PH rumen akan berubah secara cepat pula. Hal ini pada akhirnya dapat mengganggu pertumbuhan mikroba dalam rumen sehingga ternak mudah mengalami diare. Sebaiknya jika ingin mengganti ransum pakan lama ke yang baru, perkenalkan secara perlahan dan bertahap. Adapun contoh pemberian pakan baru untuk menggantikan lama secara bertahap yaitu:

  • Minggu pertama, berikan 20% ransum baru + 80% ransum lama.
  • Kemudian pada minggu kedua, berikan 40% ransum baru + 60% ransum lama.
  • Selanjutnya pada minggu ketiga mulai perbanyak ransum baru yaitu sebesar 80% + 20% lama.
  • Terakhir, pada minggu keempat berikan sepenuhnya ransum baru / 100% ransum baru.

Jangan menggunakan bahan pakan hewani

Banyak pemahaman beredar di kalangan peternak bahwa pemberian bahan pakan hewani yang pada dasarnya memiliki kandungan protein yang sangat tinggi dapat membantu mempercepat pertumbuhan ternak. Bahan hewani tersebut biasanya berupa, tepung darah, tepung tulang atau Meat and Bone Meal (MBM) yang berasal dari sisa-sisa jeroan, tetelan, lemak, daging, dan tulang sapi di rumah pemotongan hewan (RPH). Namun kenyataannya, hal tersebut merupakan pemahaman yang keliru. Kodratnya ternak ruminansia adalah hewan herbivora yang diciptakan oleh Tuhan YME memiliki anatomi dan fisiologis saluran pencernaan untuk mencerna sumber pakan asal tumbuh-tumbuhan.  

Jika ternak ruminansia Anda berikan bahan pakan hewani terlebih asalnya dari sapi, inilah bentuk kanibalisme dan sama saja Anda menyalahi kodrat. Selain itu dari sisi fungsi nilai gizinya, sebagian besar bahan pakan hewani mengandung zat asam amino pembatas isoleucine. Dimana jika zat ini dikonsumsi secara berlebihan dan berkelanjutan justru dapat menurunkan berat badan ternak karena sifatnya yang menghambat proses kecernaan bahan pakan lain.  Apalagi, jika bahan pakan hewani tersebut berasal dari ternak sapi yang terinfeksi penyakit sapi gila. Maka pemberiannya dapat meningkatkan resiko penularan penyakit sapi gila antar sapi. Fatalnya lagi, penyakit sapi gila ini tidak hanya membahayakan ternak sapi tetapi juga manusia yang memakan daging sapi tersebut. 

Jangan memberikan pakan berkadar serat kasar terlalu tinggi

Serat kasar adalah komponen serat yang tidak larut dalam larutan asam maupun basa lemah. Pada hewan ruminansia, serat kasar berperan dalam penyeimbang tingkat keasaman pada rumen dan menjadi sumber energi bagi ternak. Namun, selain memiliki manfaat yang besar bagi ternak, ternyata serat kasar juga bisa berdampak negatif. Hal ini berlaku hanya jika pemberian serat kasar dalam jumlah yang terlalu banyak/ tinggi. Ya, ia dapat menyebabkan tertinggalnya pakan dalam rumen lebih lama. Sehingga meninggalkan rasa kenyang pada ternak yang berujung pada asupan pakan menjadi rendah. 

Bagaimanapun juga kemampuan pencernaan ternak terhadap serat kasar ada batasnya. Oleh karena itu, pastikan Anda memberikan pakan dengan kandungan serat kasar yang tidak berlebihan. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) sendiri, kadar serat kasar pakan konsentrat sapi maksimal berkisar pada 30-35%. 

Berikan pakan konsentrat dalam bentuk kering alih-alih comboran

Mungkin sebagian besar peternak masih memiliki kebiasaan memberikan pakan konsentrat yang dicampur dengan air atau dalam bentuk basah (comboran). Alasannya beragam, mulai dari agar ternak bisa sekalian memperoleh air minum sehingga lebih kenyang hingga agar ternak lebih mudah menelan makanannya. Meski tidak ada penelitian yang menyajikan data spesifik bahwa pemberian konsentrat dalam bentuk kering lebih optimal daripada bentuk basah/ comboran, akan tetapi demi kepraktisan sebaiknya berikan konsentrat dalam bentuk kering. Dengan memberikan konsentrat kering Anda bisa lebih menghemat waktu dan tenaga karena tidak perlu melakukan pencampuran homogen antara konsentrat dengan air. 

Selain itu, tekstur pakan konsentrat kering yang tentu lebih kasar daripada konsentrat comboran dapat mendorong ternak untuk mengunyah lebih sering. Demikian ini dapat meningkatkan produksi air liur sapi yang bermanfaat dalam proses pengunyahan dan menelan makanan. Air liur tersebut juga bermanfaat untuk menetralkan pengaruh asam dari pakan yang dikonsumsi ternak setelah masuk ke dalam rumen.

Demikian artikel tentang hal-hal yang seharusnya dihindari atau pantangan serta tips dalam beternak ruminansia. Semoga bermanfaat.

Comments are disabled.

KONSULTASI
GRATIS
Layanan Pelanggan
Tanya Om Bima